Cara Kaya Mendadak Menurut Islam

Cara Kaya Mendadak Menurut Islam

Pria memohon ampun pada Allah SWT.

Salah satu cara terbaik untuk menjadi kaya adalah dengan menyucikan diri. Sebagai manusia tentunya kita tidak akan pernah luput dari dosa. Hal itu lah yang mungkin membuat kita dijauhkan dari rezeki, maka dari itu kita dianjurkan untuk selalu meminta ampunan kepada Allah SWT.

“Aku berkata (kepada mereka): ‘Mintalah ampunan dari Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun; Dia akan menurunkan hujan kepadamu dengan banyak, Dan memberimu peningkatan kekayaan dan anak-anak, dan memberimu kebun-kebun dan menganugerahkan kepadamu sungai-sungai.'” (71:10-12)

ilustrasi mendekati kepada Allah.

Dalam hidup, kita harus takut kepada Allah SWT dengan cara apapun. Karena sejatinya Allah SWT adalah pemilik segala sesuatu di alam semesta dan dengan takut kepada-Nya, maka Allah SWT akan senantiasa akan memberi kita rezeki dari sumber yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Takut akan Allah SWT berarti melakukan tugas dan kewajiban kita.

“Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka Allah SWT akan memberikan jalan baginya untuk keluar (dari setiap kesulitan). Dan Allah SWT akan memberinya dari (sumber) yang tidak pernah dibayangkan. Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, maka Dia akan mencukupinya….” (65:2-3)

Takutlah kepada Allah SWT

Mempererat ikatan kekeluargaan

Salah satu cara cepat kaya menurut Islam adalah mempererat ikatan kekeluargaan dan berbagi dengan keluarga. Berbuat baiklah pada keluargamu, jalinlah hubungan yang baik dengan mereka sehingga setiap kebaikan akan datang kepadamu. Bukan rahasia lagi bahwa memutuskan tali silaturahmi dalam keluarga adalah hal yang paling dibenci oleh Allah SWT. Berperilaku baik kepada mereka, maka rezeki akan datang kepada kita.

Anas bin Malik (RA) meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW berkata: "Barang siapa yang mencintai bahwa dia akan diberi lebih banyak rezeki dan bahwa umurnya akan diperpanjang, maka dia harus menyatukan tali kekerabatannya." (Bukhori & Muslim)

Mensyukuri Segala Nikmat

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur , pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih” (Q.S Ibrahim : 7)

Kita hendaknya senantiasa mensyukuri nikmat dan rezeki yang telah diberikan Allah SWT kepada umatnya. Adapun rezeki dari Allah SWT , harus senantiasa kita syukuri dan nimati. sungguh kenikmatan yang diberikan oleh Nya sangat banyak dan sangat berarti , dan kita sebagai manusia wajib untuk mensyukurinya.

Sumber : Sajian Utama Majalah Yatim Mandiri Edisi Mei 2012

Sinopsis Singkat: Menceritakan Ali Oncom, Otoy dan Doyok yang memiliki berbagai masalah. Ali Oncom di kejar oleh debt collector, Otoy yang terancam akan diceraikan dan diusir dari rumah orang tua Eli karena tidak pernah memberi nafkah, dan Doyok harus menggati rugi kepada Mang Ujang karena tidak sengaja membakar warung kopi miliknya. Karena mereka harus menghasilkan uang banyak dalam waktu singkat, mereka terpaksa melakukan aksi tipu-tipu, hingga terlibat transaksi misterius antar gangster. Peristiwa itu justru membawa keuntungan, mereka berhasil membawa kabur uang miliyaran rupiah. Mimpi mereka menjadi orang kaya pun tercapai. Namun satu hal yang mereka tidak pahami, kekayaan tersebut juga menghadirkan petaka. Sinopsis Lengkap: Ali Oncom (Dwi Sasono) dikejar oleh debt collector. Pada saat yang sama ia juga mendapat tekanan dari pacarnya, Yuli (Jihane Almira), yang ingin segera dinikahi. Otoy (Pandji Pragiwaksono) diancam akan diceraikan Eli (Nirina Zubir) dan diusir dari rumah orangtua Eli karena tak pernah memberi nafkah. Permasalahan mereka berdua tak kalah rumit dengan Doyok (Fedi Nuril) yang harus mengganti rugi puluhan juta kepada Mang Ujang (Ence Bagus), karena secara tidak sengaja membakar Warung Kopi miliknya. Doyok, Otoy dan Ali Oncom terpaksa harus menghasilkan uang banyak dalam waktu singkat. Mereka terpaksa melakukan aksi tipu-tipu: menyamar jadi pengemis dan pengamen waria yang menyebabkan mereka ditangkap Satpol PP, hingga terlibat transaksi misterius antar gangster. Peristiwa itu justru membawa keuntungan. Mereka berhasil membawa kabur uang miliyaran rupiah. Mimpi mereka menjadi orang kaya pun tercapai. Mereka bisa belanja seenaknya, jalan-jalan ke luar negeri, dan yang terpenting, bisa mengatasi semua permasalahan keuangan. Satu hal yang mereka tidak pahami, kekayaan tersebut juga menghadirkan petaka. Negara & Tanggal Rilis: Indonesia, 20 Juni 2019 Klasifikasi: 13+ Bahasa: Bahasa Indonesia Warna: Berwarna Status: Selesai / Rilis

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

KISAH warga di salah satu kelurahan di daerah Tuban, Jawa Timur yang viral tahun lalu, karena tanah mereka dibayar mahal oleh Pertamina, saat ini bisa dikata berakhir tragis. Meski tidak terjadi pada semuanya, tapi seperti diberitakan berbagai media, ada banyak warga Tuban yang kemudian mengeluh sehubungan ketidakmampuan mereka untuk hidup layak kembali seperti sebelumnya.

Sekadar mengingatkan kita bahwa pada Februari 2021, media massa mengabarkan bahwa terjadi fenomena membeli mobil mewah oleh warga Tuban ini. Tak hanya satu, beberapa warga juga membeli kendaraan sampai tiga unit dengan jenis kendaraan yang cukup variatif dan di antaranya cukup mewah.

Terang saja publik cukup geger dengan fenomena ini. Tidak sedikit yang kemudian memberi komentar pedas, terutama pada perilaku aji mumpung yang ditunjukkan oleh warga desa. Bisa jadi di antara kritik pedas itu beberapa akhirnya terbukti dengan peristiwa demonstrasi beberapa warga yang mengeluh karena kembali jadi miskin.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan apa yang dilakukan oleh warga desa ketika mereka mengalokasikan sebagian dana yang diperolehnya untuk membeli barang-barang yang termasuk mewah tersebut. Sebab jika meminjam pisau analisa sosiologi, apa yang dilakukan oleh warga desa merupakan ekspresi status sosial yang ingin diraihnya selama ini.

Status sosial adalah keadaan relatif yang melekat pada seseorang ketika dibandingkan dengan orang lain dalam beberapa hal seperti kekayaan, pekerjaan, jabatan, bahkan gaya hidup. Meski bersifat abstrak, namun status sosial telah melekat pada persepsi masyarakat karena di dalamnya terhimpun seperangkat nilai yang muncul dalam suatu kemufakatan dan kesepakatan atas penguasaan sejumlah sumber daya baik yang fisik maupun yang simbolik.

Penguasaan-penguasaan atas ruang-ruang simbolik sangat penting untuk menunjukkan kepada orang luar mengenai penguasaan atas sumber daya lain seperti kekuasaan, kekuatan, bahkan prestise. Dari sini kemudian kita bisa melihat bahwa untuk memperoleh status sosial tertentu, seseorang harus menjangkau posisi tertentu dengan mengalokasikan sejumlah sumber daya yang dimilikinya.

Secara praktis status sosial seseorang akan dinilai pada apa yang terlihat secara kasatmata di mata orang banyak. Sebagai contoh seseorang akan dianggap sebagai orang kaya karena dia menggunakan kendaraan yang mahal dan mewah, atau memperlihatkan tinggal di rumah yang megah, atau memvisualisasikan liburan di tempat yang eksklusif. Tidak peduli bahwa semua itu editan atau bukan kenyataan aslinya, atau hanya ekspresi sesaat yang ada pada media sosial, tetapi orang-orang akan memberikan penilaian pada apa yang terlihat di media tersebut.

Status sosial juga merupakan proses beranjaknya seseorang dalam kelas sosial. Jika kelas sosial ditopang oleh kemampuan riil dalam sistem ekonomi, status sosial hadir ketika posisi tertentu sudah diraihnya. Contoh, seseorang yang tadinya biasa saja, lalu setelah berbisnis atau bekerja kemudian memperoleh kekayaan dalam jumlah yang banyak, maka dengan sendirinya dia akan terkerek atau tertarik pada status sosial tertentu.

Kendati demikian, tidak semua menyadari bahwa status sosial itu didapatkan seseorang karena ada upaya atau sudah merupakan melekat atau bawaan. Status sosial seorang raden, misalnya, akan tetap melekat pada seseorang karena ia turunan bangsawan; atau status anak orang kaya, dan sebagainya. Sedangkan status lainnya adalah seperti yang sudah dijelaskan di atas mengenai penguasaan atas ihwal simbolik.

Maka itu, ketika warga desa berbondong-bondong membeli mobil baru dan cukup mahal untuk pendapatan mereka, sebetulnya hanya mengaktualisasikan apa yang ada di dalam pikiran mereka tentang status sosial. Bisa jadi kehendak untuk memiliki barang-barang tersebut dalam pertimbangan rasional mereka pun sebetulnya tidak memiliki nilai praktis yang nyata. Namun, karena didorong oleh keinginan menempatkan diri pada status sosial tertentu, mereka pun rela mengeluarkan dana hasil penjualan tanahnya itu untuk memenuhi hasrat status sosial tersebut.

Pemberdayaan Pendekatan TKI

Lalu, setelah status sosial didapatkan dan kemudian cukup menghebohkan, apakah permasalahan riil harian mereka selesai?

Seperti disinggung di atas, ada banyak jalan pintas untuk mengejar status. Karena mendapatkannya melalui jalur shortcut itu, maka wajar jika kemudian kemelekatannya pun rapuh. Ketika ternyata status sosial itu tidak permanen dan harus ditopang atau disangga oleh sejumlah tindakan sosial, seperti tetap memiliki penghasilan tetap, maka mereka ini kemudian roboh. Roboh karena tidak kuat; dan roboh karena memang belum memiliki pengalaman ada di situ.

Seharusnya pembayaran “ganti untung” oleh perusahaan kepada masyarakat sudah bisa membaca hal ini dari awal. Sehingga, meski secara material kewajiban itu sudah dipenuhi oleh perusahaan, namun ada kewajiban moral yang melekat, yaitu memberikan wawasan dan skill tentang pengelolaan keuangan agar kejadian seperti sekarang bisa diantisipasi lebih dini.

Pemahaman mengenai perencanaan keuangan dan investasi, terutama ketika harus melakukan shifting modal, sangat penting dibangun pola dan modelnya. Mengingat kejadian seperti di Tuban ini pasti bisa terjadi juga di tempat lain. Di sinilah kemudian apa yang sering disebutkan sebagai pemberdayaan masyarakat perlu dilakukan, terutama pada kelompok rentan seperti masyarakat perdesaan.

Ada sejumlah teknik pemberdayaan yang bisa dilakukan salah satunya adalah pendekatan “transformasi-komunitas-institusionalisasi” atau Pendekatan TKI (Hermansah, 2017). Pendekatan ini menawarkan pola pemberian pengetahuan terlebih dahulu kepada subjek yang akan diberdayakan, termasuk memberikan pemahaman atas risiko-risiko yang mungkin timbul seiring kepemilikan atau kehilangan atas suatu sumberdaya.

Lalu, pascatransformasi adalah pengembangan dan penguatan komunitas yang diikat oleh satu kesadaran bersama bahwa mereka adalah komunitas yang memiliki ikatan bersama pada aset yang sudah hilang karena tergusur meski mendapatkan ganti yang signifikan. Setelah kesadaran komunitasnya menguat, maka sebagian dari mereka diajak untuk membangun ikatan lebih formal dalam sebuah lembaga, misalnya koperasi dan sebagainya. Lembaga hasil institusionalisasi itu bisa menjadi katalisator permasalahan warga yang mendapatkan maupun kehilangan aset atau sumber daya yang selama ini menjadi tempat menggantungkan hidupnya. (zm)

Penulis adalah Pengampu Kuliah Sosiologi Perdesaan UIN Jakarta dan Sekjen Asosiasi Perkumpulan Pengembangan Masyarakat Islam-P2MI. Artikelnya dimuat di laman opini Koran SINDO, Rabu, 16 Februari 2022.

VIVA – Untuk menjadi sukses dalam pekerjaan atau bisnis kita, tentunya kita akan melakukan segalanya dengan perjuangan dan kekuatan yang dimiliki. Kesuksesan tersebut salah satunya diukur dengan menjadi kaya. Kekayaan memang bukanlah segalanya, bahkan tidak mendefinisikan kebahagiaan kita. Tetapi kita tidak dapat menyangkal bahwa menjadi kaya dapat membuat hidup jauh menjadi lebih mudah.

Islam tidak pernah melarang umat Islam untuk menjadi kaya, tetapi tentu saja mereka harus mendapatkannya dengan cara yang baik sesuai dengan yang dianjurkan dalam Islam. Sebenarnya, ada banyak cara untuk menjadi kaya dengan cara Islami. Allah SWT menciptakan manusia beserta rizki yang telah ditentukan sebelumnya.

“Dan tidak ada makhluk (bernyawa) bergerak di bumi melainkan rezekinya dari Allah. Dan Dia mengetahui tempat tinggalnya dan tempat penyimpanannya (dalam rahim, kuburan). Semuanya ada dalam Kitab yang Jelas (Al-Lauh Al-Mahfuz – Kitab Keputusan di sisi Allah).” (11:16)

Lalu bagaimana cara cepat kaya menurut Islam? Mengutip dari Azislam.com, berikut ini akan diberikan sejumlah cara dan tips yang mungkin akan berguna:

Segera Tunaikan Zakat dan Sedekah

“Barangsiapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya..” (Q,S Al An’aam : 160)

Hal ini jelas menunjukkan bahwa sedekah sangat bernilai harganya. Sedekah kepada orang bernilai 10, kepada orang yang kita kenal bernilai 100, kepada sanak sudara bernilai1000. Tunaikan zakat. Semakin kita banyak memberi , Insya allah kita juga akan semakin banyak menerima rezeki dari Allah SWT

Mintalah ampunan dari Allah SWT

Berdoa kepada Allah SWT

Apa pun yang kamu inginkan dalam hidup, katakan kepada Allah SWT dan mintalah kepada-Nya. Karena sejatinya doa adalah senjata terkuat bagi orang yang beriman.

Nabi (saw) berkata, “Mintalah semuanya kepada Allah, bahkan tali sepatumu. Jika Allah tidak menyediakan, itu tidak akan pernah tersedia.” (Tirmidzi)

Ilustrasi kejujuran pada Tuhan.

Dalam melakukan pekerjaan atau menjalankan bisnis, jadikan kejujuran sebagai prinsip utama. Tetap pada jalur yang benar dalam bertransaksi dan jangan melakukan hal-hal terlarang yang hanya menguntungkan kita.

Berikut ini tips untuk cepat kaya menurut Islam:

Nah itulah sejumlah cara cepat kaya menurut Islam yang bisa diikuti oleh para umat Islam. Ingatlah bahwa setiap rezeki datangnya dari Allah SWT. Maka yang terpenting adalah mendekatkan diri dan memohon ridho-Nya.

2. Takutlah kepada Allah SWT

Mintalah doa dari orang lain

Jangan pernah meremehkan kekuatan doa, bahkan jika itu datang dari seseorang yang tidak dekat dengan kita. Mintalah permohonan atau doa dari tamu yang mengunjungi rumah, itu bisa meningkatkan kekayaan dan membuat kamu kaya. Ketika kamu mengunjungi mereka nanti, lakukanlah hal yang sama.

Kamu dapat membaca doa dari Nabi Muhammad SAW: “Ya Allah, berkahilah mereka atas apa yang telah Engkau berikan kepada mereka, ampunilah mereka dan kasihilah mereka.” (Muslim)